SYSTEM - system Building

Selasa, 21 Februari 2012

Web Cotrol Logic Internal

AUTOMATED LOGIC MEMPERMUDAH OPERASIONAL SISTEM GEDUNG


CARA PENGOPERASIAN

 Nyalakan komputer dengan menekan “Push Button” pada CPU.
 Double klik pada WebCTRL Server Icon. ,atau lihat gambar 2.
 Kemudian WebCTRL Server tersebut akan berada di dalam Tray Windows.
Note: WebCTRL Server tidak boleh Shutdown/Hilang pada saat server BAS aktifManual Book Operational System BAS

 Selanjutnya tunggu hingga tampilan Webserver Muncul
 Double Klik Internet Explorer Icon
 Selanjutnya akan muncul tampilan login WebCTRL

 Isi bagian Name dan Password sesuai yg diberikan oleh Administrator.
 Klik button untuk masuk ke dalam program
 Selanjutnya akan muncul tampilan awal

di sebelah kiri tampilan Layar Utama terdapat beberapa menu, klik Main Menu untuk masuk ke dalam Main Menu.
 Selanjutnya akan muncul tampilan Main Menu

Note : Bagian kiri bawah dari tampilan harus berada dalam posisi
Posisi untuk tampilan WebCTRL pada menu di atas tampilan harus berada dalam posisi

 Pada gambar 6, tampilan Menu Utama, terdapat delapan Sub Menu, yaitu:
- FCU – TOWER A
- ELECTRICAL – TOWER A
- LIGHTING CARPARK
 Klik pada salah satu button untuk memonitor equipment yang dikehendaki. Dalam hal
ini dicontohkan pada Sub Menu FCU

 Setelah button di klik, maka akan muncul tampilan Menu AC & WCP tampilan Menu FCU, terdapat button-button yang dapat mengaksestampilan untuk memonitor FCU pada setiap lantai yang ada.

 Pilih salah satu button untuk memonitor FCU dari lantai yang dikehendaki. Dalam halini dicontohkan FCU Basement 2.
 Klik button
 Selanjutnya akan muncul tampilan “FCU Basement 2”
 Tampilan “FCU Basement 2” menunjukkan sejumlah FCU yang terdapat pada Basement 2.
Jika indikator menunjukkan maka AC/WCP dalam kondisi “On”.
Jika indikator menunjukkan maka AC/WCP dalam kondisi “Off Normal”.
Jika indikator menunjukkan maka AC/WCP dalam kondisi “Trip Alarm”.

dapat diketahui bahwa yang dapat dimonitoring adalah Status FAN dari lantai-lantai yang ada.
 Status dapat dilihat dari indikator yang terdapat pada layar.
Jika kipas pada berputar, maka FAN dalam kondisi “Running”, tetapi jika kipas
tidak berberputar, maka FAN dalam kondisi “Off Normal”.
Jika indikator menunjukkan , maka FAN dalam kondisi “Trip Alarm”. dapat diketahui bahwa yang dapat dimonitoring adalah Status Pompa, Status Tanki High Alarm & Low Alarm.

 Status dapat dilihat dari indikator yang terdapat pada layar.
 Untuk Pompa >>
Jika indikator menunjukkan maka Pompa dalam kondisi “Running”.
Jika indikator menunjukkan maka Pompa dalam kondisi “Off Normal”.

 Untuk Tanki >>
Jika terlihat seperti maka Tanki dalam kondisi “Normal”.
Jika terlihat seperti maka Tanki dalam kondisi “High Alarm”.
Jika terlihat seperti maka Tanki dalam kondisi “Low Alarm”

Dapat diketahui bahwa yang dapat dimonitoring adalah Status Tanki
Solar High Alarm & Low Alarm, Status Chiller, Status CHWP, Status CWP serta
Status Colling Tower.

 Status dapat dilihat dari indikator yang terdapat pada layar.
 Untuk Tanki Solar >>
Jika indikator menunjukkan maka Tanki Solar dalam kondisi “High Alarm”.
Jika indikator menunjukkan maka Tanki Solar dalam kondisi “Low Alarm”.
Jika indikator menunjukkan dan maka Tanki Solar dalam kondisi “Normal”.

Dapat diketahui bahwa yang dapat dimonitoring adalah Status Pompa serta MCPFA General Alarm.
 Status dapat dilihat dari indikator yang terdapat pada layar.
Jika indikator menunjukkan maka equipment dalam kondisi “On”.
Jika indikator menunjukkan maka equipment dalam kondisi “Off Normal”.
Jika indikator menunjukkan maka equipment dalam kondisi “Trip Alarm”.

Dapat diketahui bahwa yang dapat dimonitoring adalah Status Lighting dari setiap lantai yang ada.
 Status dapat dilihat dari indikator yang terdapat pada layar.
Jika indikator menunjukkan maka Lighting dalam kondisi “On By Schedule”.
Jika indikator menunjukkan maka Lighting dalam kondisi “Off By Schedulel”.

Dapat diketahui bahwa yang dapat dimonitoring adalah Status AHU pada setiap lantai.
 Status dapat dilihat dari indikator yang terdapat pada layar.
Jika indikator menunjukkan maka equipment dalam kondisi “Running”.
Jika indikator menunjukkan maka equipment dalam kondisi “Off Normal”.

Equipment yang dapat dikendalikan B.A.S (Building Automation System) melalui WebCTRL.
 Klik untuk mengoperasionalkan equipment yg bersangkutan melalui B.A.S
 Klik OFF untuk menonaktifkan equipment.
 Jika pada posisi AUTO  maka equipment beroperasi secara AUTO/SCHEDULE sesuai
dengan setting schedule yang telah di atur terlebih dahulu.
Note:
Setiap melakukan perintah ON/OFF, akhiri dengan meng-klik untuk
meneruskan perintah tersebut, atau untuk membatalkan perintah.

SCHEDULE
Tampilan Time Schedule

CARA PENGOPERASIAN

  ini merupakan langkah awal menuju settingan“Schedule” dengan cara      meng-klik  gambar tersebut
 Pastikan equipment yang akan dioperasikan sebelumnya pada posisi AUTO
 Klik untuk meneruskan perintah tersebut, atau untuk membatalkan perintah.


 Setelah muncul Tampilan Schedule Awal seperti Gambar 20 di bawah ini, maka
teruskan langkahnya sebagai berikut;

 Klik Configure pada sisi kanan atas,
 dan untuk membuat “Time Schedule” klik .

 Pilih yang sesuai dalam hal ini “Normal”
 Pilih type yang di kehendaki dalam hal ini “Weekly”
 Beri tanda check hari yang sesuai pada kotak-kotak.

 Kemudian isi dan untuk mendefinisikan waktu
schedule, yang mana sebelumnya cursor mouse di arahkan ke parameter schedule
dan meng-klik area tersebut.

 Kemudian klik untuk meneruskan perintah tersebut, atau untuk
membatalkan perintah.

CARA LOGOUT
 Pada Main Menu WebCRTL seperti diatas, pada bagian kanan terdapat button
kemudian klik button tersebut dan pilih menu logout, setelah klik logout

Semoga bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan tentang perkembangan Teknologi 

Minggu, 19 Februari 2012

System Plumbing dan Sanitizing


AIR BERSIH
INSTALASI PLUMBING
1. Sistem Air Bersih
a.Sumber Air Bersih dari PDAM/Palyja dan Deep Well, tetapi ada yang hanya menggunakan PDAM.
b.Dari PDAM dan Deep Well ditampung di Ground Water Tank (GWT)  yang dibagi dalam tiga function tank : Raw Water Tank, Ground Water Tank, Suction Tank. ( ada unit yang menambahkan intermediete tank)
c.Dari Deep Well , ditampung di Raw Water Tank (RWT) kemudian dipompa dan difilter untuk mengisi Ground Water Tank dengan pompa. Ground Water Tank dihubungkan dengan Suction Tank dengan pipa By Pass yang dilengkapi dengan stop valve.
d.Dari GWT (Suction Tank) dipompa dengan pompa transfer ke Roof Tank.
e.Dari roof Tank di distribusikan ke unit.
c.Dari Deep Well , ditampung di Raw Water Tank (RWT) kemudian dipompa dan difilter untuk mengisi Ground Water Tank dengan pompa. Ground Water Tank dihubungkan dengan Suction Tank dengan pipa By Pass yang dilengkapi dengan stop valve.
d.Dari GWT (Suction Tank) dipompa dengan pompa transfer ke Roof Tank.
e.Dari roof Tank di distribusikan ke unit. 
f.Dari Roof Tank, air didistribusikan ke:
Lantai 32 s/d Lantai 36 dengan pompa Booster
Lantai 25 s/d Lantai 31 dengan sistem grafitasi
Lantai 12 s/d Lantai 23 dengan sistem gravitasi dilengkapi PRV dilantai 23
Lantai 6 s/d Lantai 11 dengan sistem gravitasi yang dilengkapi dengan PRV di lantai 11.
Lantai B3 s/d 2 sistem gravitasi yang dilengkapi dengan PRV di lantai 2
g.Ruko HGB, sistem air bersihnya langsung dari Palyja untuk ke tiap-tiap Ruko.
 
Apabila ada kebocoran maka kita harus lihat posisi valve terdekat sehingga kita dapat melakukan penanganan yang cepat dan mengurangi kerugian yang ada.
Untuk pipa tranfer dan pipa distribusi masing masing unit. Material nya berbeda beda .
Pipa distribusi setelah PRV  2’ dan pipa masuk ke unit 0,5 “ . Distribusi ke unit mengunakan valve 0,5 “ dan meteran air 0,5 “ 
1.Bekerja dan belajar sampai akhir hayatmu---"Better lite than never"
 
2.""Manfaatkan waktumu sebaik mungkin berbagilah dengan sesama""
 
 
 
 
 
 

Jumat, 10 Februari 2012

SETTING MULTI MODEM


Selamat datang di blog saya http://agus-adityarezky.blogspot.com...."blognya anak muda...berkarya..."Tua kaya raya ..."Mati masuk surga kita berbagi disegala bidang ilmu.....

Setting Modem Allied Telesyn

clip_image002 clip_image003 clip_image005
Langkah 1:
Klik Start =>>>>>>>>>>> Control Panel
Langkah 2 :
Double klik Network Connection icon
Langkah 3 :
double klik pada Local Area Connection icon kemudian klik Properties
Langkah 4:
pilih Internet Protocol (TCP/IP) dan klik Properties
Langkah 5 :
pilih Obtain an IP address automatically and Obtain DNS server address automatically, kemudian klik OK
Langkah 6 :
masukkan alamat web Port ADSL 2/2 Router’s default IP address :192.168.1.1 pada kotak Address, kemudian tekan enter
clip_image007
Langkah 7 :
masukkan Username :manager dan Password : friend, kemudian klik Log In
Langkah 8 :
setelah Log In, anda akan masuk pada ALLIED TELESYN AT-AR236E-S Home
clip_image009
Langkah 9 :
Klik Advanced > WAN > ADSL modulation
Langkah 10 :
pada layar akan muncul tampilan berikut:
Pada Modem Setup, pilih settingan ADSL-G.dmt, klik Apply
Klik Advanced > WAN > New Connection
Langkah 11 :
pada layar akan muncul tampilan berikut:
clip_image011
Kolom Name diisi, misal : antik
.Kolom Type>>>>>> pilih settingan PPPoE 
.Kolom username diisi nomer speedy diikuti @telkom.net, misalnya172102216459@telkom.net VPI : 8, VCI : 81
.Kolom password diisi sesuai dengan password yang diperoleh
.Klik Apply
.Klik Save Setting
Modem ALLIED TELESYN sudah connect dan siap melakukan browsing >>>>

adsl Modem Repotec

clip_image002clip_image004clip_image005
Type PPPOE
a. open Internet
Explorer ketik : http://192.168.1.1
b. Username : admin & Password : epicrouter
c. Click : OK
class=”MsoNormal”>Click WAN
a. Pic Adapter : Pvc0
b. Click Submit
c.Virtual Circuit = Enabled
d. Bridge & IGMP = Disabled
e.
Each region was different from another region and for Bandung vpi :8 , vci : 81
f.Service Category = UBR without PCR
g.Protocol-Conection type = PPPoE
h.Encapsulation = LLC-Snap-Bridging
i. Put Username & Password from your provider
j. and Than click Submit.
k. click Save Configuration
wait till Saving configuration done
l. put DNS : 202.134.0.155 & 202.134.2.5

Adsl Modem D-Link

clip_image002clip_image004clip_image006
D-Link
DSL-302T
Default IP: 192.168.1.1
Default username : admin
Default password : admin
Setting Bridge
1. Click Setup
2. Click Connection
3. Bridge Connection Setup. Name: Speedy; Type: Bridge; Encapsulation: LLC; VPI=8; VCI=81, Apply
4. Click Tools
5. Click System Commands, Save All, Restart
clip_image008
Setting PPPoE/Router
1. Click Setup
2. Click Connection
3. Bridge Connection Setup. Name: Speedy; Type: PPPoE; Username: (nmrspeedy@telkom.net); Password: (password from provider); VPI=8; VCI=81, Apply
4. Click Tools
5. Click System Commands. Save All, Restart

Adsl Modem Linksys

clip_image001clip_image002clip_image003
Linksys
AM300
Default IP: 192.168.1.1
Default username : admin
Default password : admin
Setting Bridge
1. Click Setup
2. Click Basic Setup
3. ADSL Settings, Encapsulation: RFC 1483 Bridged, Autodetect: Disable, VPI: 8, VCI: 81, Multiplexing: LLC, DSL Modulation: Auto
4. Click Save Settings
Setting PPPoE/Router
1. Click Setup
2. Click Basic Setup
3. ADSL Settings, Encapsulation: RFC 2516 PPPoE, Autodetect: Disable, VPI: 8, VCI: 81, Multiplexing: LLC, DSL Modulation: Auto
4. PPPoE Settings: Username: (nmrspeedy@telkom.net), Password: (password From provider), Keep Alive
5. Click Save Setting
clip_image005

Modem Prolink

clip_image002

a. Login To -> http :// 10.0.0.2User Name : admin
Password : password
Click OK
b.Chose Configurasi WAN :
c.Select Adapter : Pilih PVC-3 (Indonesia)
d.Edit Field :
Bridge = Enable
Encapsulation = 1483 Bridge IP LLC
ATM VPI = 8
ATM VCI = 81
clip_image004
d.Static IP Setting : >just blank <
IP Address = just empty
Subnet Mask = just empty
Gateway = just empty
User Name = username@telkom.com ( optional )
Password = xxxxxxxx ( optional )
If you choose to put username & password there just double clik explorer ,
If you not choose to put username & password there you have to create new connection at Network Connection 
6.Create New Connection (Bridge) See here
..>>
e.Than Next :
Click Submit
Click Save Configuration
Next : Save Reboot ….
clip_image001 clip_image003
TP-Link
Default IP: 192.168.1.1
Default username : admin
Default password : admin
Setting Bridge
1. click Advanced Setup
2. click WAN
3. Find VPI/VCI: 8/81, click Edit
4. ATM PVC Configuration, VPI=8; VCI=81, Service Category: UBR Without PCR, Next
5. Connection Type Bridging, Encapsulation Mode LLC/SNAP-BRIDGING, Next
6. Cheklist Enable Bridge Service, Service Name: Speedy, Next
7. WAN Setup – Summary, Save
8. Save/Reboot
clip_image005
Setting PPPoE
1. click Advanced Setup2. click WAN
3. find VPI/VCI: 8/81, click Edit
4. ATM PVC Configuration, VPI=8; VCI=81, Service Category: UBR Without PCR, Next
5. Connection Type PPP over Ethernet (PPPoE), Encapsulation Mode LLC/SNAP-BRIDGING, Next
6. Put your PPP Username: (nmrspeedy@telkom.net); PPP Password: (password from provider); PPPoE Service Name: Speedy, Next
7. Cheklist Enable WAN Service, Service Name: Speedy, Next
8. WAN Setup – Summary, Save
9. Save/Reboot
ZyXEL
clip_image002 clip_image003
P-660R
Default IP: 192.168.1.1
Default username : admin
Default password : 1234

Setting Bridge

1. choose Network
2. choose WAN
3. Mode: Bridge, Encapsulation: RFC 1483, Multiplexing: LLC, VPI: 8, VCI: 81, Apply
4. choose Maintenance
5. choose Tools
6. Restart
Setting PPPoE
1. choose Network
2. choose WAN
3. Mode: Routing, Encapsulation: PPPoE, Username: (nmrspeedy@telkom.net), Password: (password speedy), Service Name: Speedy, Multiplexing: LLC, VPI: 8, VCI: 81, IP Address: Obtain an IP Address Automatically, Connection: Nailed-Up Connnection, Apply
4. click Maintenance
5. click Tools
6. Restart
clip_image001
Langkah 1:
klik Start => Control Panel
Langkah 2 :
Double klik Network Connection Icon
Langkah 3 :
double klik pada Local Area Connection kemudian pilih General dan klik Properties
Langkah 4 :
pilih Internet Protocol (TCP/IP) dan klik Properties
Langkah 5 :
Pilih Obtain an IP address automatically and Obtain DNS server address automatically, kemudian klik OK
Langka 6 :
Masukkan alamat web Port ADSL 2/2 Router’s default IP address : ”192.168.1.1” pada kotak Address, kemudian tekan enter.
\
clip_image003
Langka 7 :
Masukkan Username : admin dan Password admin, kemudian klik OK
Langka 8 :
Setelah Log In, anda akan masuk pada SANEX’s Home
Klik Advanced Setup => Klik Edit
Kolom VPI diisi 8
Kolom VCI diisi 81, kemudian klik Next
Pilih settingan PPP over Ethernet (PPPoE) pada Connection Type => klik Next
Kolom username diisi nomer speedy diikuty @telkom.net, misalnya 111212223244@telkom.net
Kolom Password diisi sesuai dengan password yang diperoleh => Next lalu Klik Next lagi
clip_image005
Lalu Klik Save
Klik Save/Reboot
Untuk memastikan apakah modem sudah connect atau belum, klik Device Info
Ada tulisan This information reflects the current status of your DSL connection.
modem SANEX telah berhasil di install
Langkah 9:
modem SANEX sudah connect dan siap melakukan browsing dengan memasukkan alamat web pada kolom Address, misalnya www.google.com, www.friendster.com, www.jobkerja.blogspot.com
clip_image001
Aztech
Default IP: 192.168.1.1
Default username : admin
Default password : admin
Setting Bridge
1. Click Advanced
2. Click WAN
3. Click New Connection
4. Connection Name: Speedy, Type: Bridge, VPI: 8, VCI: 81, and Submit.
5. Save Settings
6. Restart Router
Setting PPPoE/Router
1. Click Advanced
2. Click WAN
3. Click New Connection
4. Connection Name: Speedy, Type: PPPoE, Sharing: Enable, Encapsulation: LLC, Username: (nmrspeedy@telkom.net), Password: (password from provider), VPI: 8, VCI: 81, and Submit.
5. Save Settings
6. Restart Router

clip_image002clip_image004

1.Login To : http ://192.168.1.254
2.User name = admin
Password = password
Click -> OK
3.Click : Quick Start
4.Edit Connection :
Encapsulation = PPPoE LLC
Bridge = Enabled
Setting VPI = 8 dan VCI = 81 , and Than
Static IP Setting
IP Address = 0.0.0.0
subnet mask = 0.0.0.0
Gateway = 0.0.0.0
5.Click : – Submit
- SAVE CONFIG
6.Click : Submit
7.Wait Till process Configuration done !
8.Configuration Done !
Now try to Browse..!
Semoga bermanfaat   buat para pembaca yang mau menimba ilmu

TEKNOLOGI KOMUNIKASI


Selamat datang di blog saya http://agus-adityarezky.blogspot.com,....Perkembangan Teknologi membuat kita berkembang disegala bidang ilmu dan manfaatkan waktumu sebaik mungkin


Teknologi komunikasi MSAN merajai telekomunikasi Indonesia
MSAN (Multi Services Access Node) merupakan perangkat access network yang melayani multi services, seperti ADSL, SHDSL, E1, POTS, Ethernet. Topologi MSAN sendiri merupakan biasanya stacking (bertingkat) atau master slave architecture yang berarti node slave digunakan sebagai perpanjangan tangan dari master. Jika node master tidak cukup maka akan digunakan slave untuk menambah kapasitas master. Chassis dan module biasanya sama antara master dan slave. Untuk melakukan stacking, uplink card yang diutilisasi sebagai module stack. Services yang ditawarkan MSAN bersifat modular dan menempel pada chassis MSAN. Misal satu card ADSL (atau IP-ADSL) memiliki 48 port sehingga ada 48 pelanggan ADSL yang bisa berlangganan dengan kecepatan sampai 24 Mbps downstream dan upstream 3.5 Mbps. Dari tipe keluarga FTTx, MSAN sendiri lebih tepat dinamakan FTTC (Fiber to the Curb) karena services akan didistribusikan ke pelanggan dari node cabinet yang berada di pinggir jalan ke residential user via copper. Jadi Fiber diterminasi di node MSAN.
Definisi Multi Service Access Node (MSAN)
Multi Service Access Node adalah suatu platform jaringan akses yang menyediakan layanan umum untuk memberikan layanan broadband dan narrowband dalam jaringan PSTN dan NGN. Multi Service Access Node memiliki tiga fungsi penting yaitu :
1. Sebagai sistem akses broadband
2. Sebagai akses gateway dalam NGN (Next Generation Network)
3. Sebagai jaringan akses tradisional PSTN
Namun secara umum, Multi Service Access Node adalah layanan multiservice yang sejalan dengan NGN yang menyediakan fungsi broadband akses multiplexer sebagai IP DSLAM yang berdasarkan pada teknologi IP, ATM atau TDM melalui jaringan kabel tembaga atau fiber optik. Target platform aksesnya adalah MSAN dengan kemampuan triple play dan 100% broadband deliver. Multi Service Access Node (MSAN) di implementasikan untuk menyediakan suatu solusi layanan berbasis jaringan lokal akses fiber atau tembaga dengan cost-effective pada suatu layer jaringan yang konvergen dimana layanan PSTN, NGN dan jaringan broadband berada pada daerah yang sama.
Gambaran Umum Multi Service Access Node (MSAN)
Perangkat ini menghubungkan pelanggan telepon ke core network sehingga pelanggan dimungkinkan untuk memperoleh telepon biasa, ISDN atau fasilitas broadband seperti DSL dengan hanya menggunakan single platform. MSAN merupakan gabungan dari beberapa teknologi yaitu : – telepon TDM yang di dalamnya terdapat ISDN, STM -1.
- Next Generation – DLC
- PON (Passive Optical Network)
- Fiber To The x (FTTx)
Dengan demikian MSAN dapat melayani triple play. Berikut konfigurasi MSAN secara umum menurut versi ZTE.
Multi Service Access Node adalah suatu akses gateway akses multimedia yang fleksibel yang memungkinkan operator untuk menyediakan layanan xDSL, narrowband/broadband berbasis TDM dan layanan Next Generation Network dalam suatu area layanan dari sebuah single node. End user dilayani dari akses node yang terdistribusi di sekitar pelanggan untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Multi Service Access Node (MSAN) merupakan platform akses tunggal yang memiliki kemampuan untuk menggabungkan semua layanan yang didukung oleh backbone operator menuju ke resedensial, tele-working, SOHO, dan skenario aplikasi bisnis adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh sebagian operator untuk solusi akses. Solusi ini harus berkemampuan multiservice, multivendor,multi skenario dan aman untuk yang akan datang.
Atribut Utama dari Multi Service Access Node (MSAN)
Perpaduan fleksibel dari layanan broadband dan narrowband dapat diintegrasikan dari sebuah single platform seperti :
1) Layanan
Ø Voice : POTS, VoIP, ISDN
Ø Data / broadband : TDM leased line (Leased line : 2 Mbit/s, nx64 Kbit/s, subrate), DSL (ADSL, VDSL, ADSL2/2+, G.SHDSL)
2) Transmisi
Transmisi yang dapat digunakan oleh Multi Service Access Node (MSAN) meliputi :
Ø SDH (STM- 1 s/d STM 6)
Ø Ethernet (FE dan GE)
3) Topologi
MSAN dapat mensupport topologi yang berbeda-beda untuk konfigurasi jaringan yang berbeda-beda yaitu :
Ø Star
Ø Tree
Ø Ring
MSAN memungkinkan beragam aplikasi penggelaran fiber optik FTTx yang mungkin seperti : FTTO (Fiber to The Office), FTTC (Fiber To The Curb), FTTB (Fiber To The Building) juga tersedia perangkat transmisi optik SDH atau PDH.
4) Fleksibel akses service
MSAN memiliki fleksibilitas untuk akses service dalam hal penyediaan akses pelanggan berupa akses tembaga untuk voice dan DSL service menggunakan combo card serta optik untuk service Ethernet (FTTx).
Fungsi dan Kedudukan Multi Service Access Node (MSAN) Dalam Next Generation Network (NGN)
Pengembangan infrastruktur akses broadband yang dapat mendukung Next Generation Network dan transisi dari PSTN, dibutuhkan suatu konsep jaringan akses multiservice yang dapat mengakomodasi perubahan layer service node secara fleksibel dan ekonomis. Tanpa konsep ini, setiap transisi service node (misalnya dari jaringan TDM menuju jaringan paket) akan memunculkan jenis akses node baru. Tidak heran di lapangan dijumpai perangkat akses node yang diperuntukkan hanya bagi layanan POTS, akses gateway untuk layanan voice paket, akses node untuk layanan akses broadband (DSLAM) yang tidak jarang diimplementasikan secara kolektif. Akibatnya tidak sedikit kendala dan masalah yang terjadi dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan perangkat tersebut termasuk penyediaaan SDM yang berkompeten. Konsep Multi Service Access Node (MSAN) merupakan suatu konsep jaringan akses yang terintegrasi yang dapat menyediakan varian layanan data, suara dan video dalam satu platform perangkat. Solusi yang diberikan Multi Service Access Node akan menjadi solusi yang efisien pada era Next Generation Network. Solusi teknologi MSAN pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam dua urutan besar roadmap yang berasal dari dua teknologi multiservice akses yang berkembang pada saat yang bersamaan yaitu :
1. Teknologi MSAN dengan roadmap dari teknologi MSOAN/NG- DLC
Teknologi MSOAN/NG-DLC merupakan teknologi OAN generasi II yang memungkinkan layanan teleponi berbasis TDM dan data paket menggunakan xDSL dilewatkan pada satu platform perangkat. Dalam perkembangannya solusi MSOAN/ NG- DLC terkendala pada penyediaan layanan denagn volume besar dikarenakan keterbatasan pada sisi kapasitas backplane platform yang digunakan yang masih berbasis bus TDM. Roadmap teknologi MSAN berbasis teknologi MSOAN/NG-DLC masih menyisakan kemampuan berintegrasi dengan platform eksisting yaitu TDM switch dan kemampuan integrasi layanan dengan platform NGN sebagai akses gateway dan broadband sistem untuk layanan internet sebagai DSLAM. Teknologi MSAN dengan roadmap dari teknologi IP DSLAM
2. Teknologi IP DSLAM merupakan teknologi broadband akses yang sangat
well proven dalam memberikan layanan broadband. Kapabilitas backplane platform yang sangat besar menyebabkan sistem ini menjadi salah satu pilihan teknologi akses di era NGN. Namun kendala dalam penyediaan layanan voice paket secara terintegrasi menyebabkan sistem ini tidak full multiservice. Untuk layanan suara, secara alami IP DSLAM masih menggunakan koneksi fisik split dari layanan broadband ke TDM switch. Berakhirnya era legacy sistem menyebabkan kemungkinan hilangnya TDM switch dan berakibat pada perlunya solusi layanan paket suara pada sistem ini. Solusi yang bias ditawarkan adalah menambahkan perangkat IAD diujung CPE untuk layanan voice paket. Solusi ini tidak menjadi efisien mengingat IAD juga sebagai perangkat aktif yang harus diatur secara end-to-end. Teknologi MSAN yang berbasis IP DSLAM dilakukan dengan menempatkan fungsi akses gateway di IP DSLAM sebagai mediasi ke softswitch selain fungsi broadband akses multiplexer ke layanan data. Solusi ini secara ekstrim meniadakan koneksi ke sistem legacy sehingga dapat dilihat sebagai solusi revolusi akses di era NGN.
CPE diinterfacekan dengan perangkat MSAN (Multi Service Access Node). Dari MSAN, trafik mengalir sebagai data terintegrasi, dalam protokol MPLS, dimana koneksi disusun dalam semacam VC berbasis IP. Dari MSAN, trafik dilarikan ke Metro Node, yang merupakan NGN media gateway berkapasitas besar. Metro Node saling dihubungkan dengan IP core network.
Keuntungan Multi Service Access Node (MSAN)
Multi Service Access Node (MSAN) dapat memberikan keuntungan dan nilai tambah non-teknis sebagai berikut :
1) Kemampuan multi service
MSAN menyediakan layanan narrowband untuk data dan suara (menggunakan POTS, ISDN PRA/BRA,digital leased line) dan layanan broadband untuk kemampuan internet, data dan multimedia (melalui ADSL atau G.SHDSL) yang memungkinkan kemampuan download file dan penjelajahan internet yang lebih cepat bagi end-users. Dengan fleksibilitas kemampuan multiservice ini pada gilirannya akan mampu menyediakan operator telekomunikasi suatu kapasitas penghasilan yang lebih besar.
2) Kecepatan penggelaran
Kabinet outdoor yang dikirimkan dalam bentuk complete-built yang telah mengalami proses pengujian di pabrik. Hal ini berarti bahwa node telah langsung siap untuk dioperasikan begitu dihubungkan dengan catuan listrik serta tersambung ke jaringan transport dan koneksi ke end-user telah dibuat. Dari NMS atau melalui suatu terminal lokal, provisioning sistem dapat dilakukan sehingga memungkinkan MSAN untuk dapat langsung operasional dalam waktu yang cukup pendek yang secara signifikan berarti memangkas waktu yang diperlukan untuk mengatur pendapatan.
3) Modularitas perangkat FTTx
Node akses MSAN telah didesain untuk dapat mengcover pelanggan sampai dengan 2000 end-user. Modularitas ini menyiratkan bahwa lokasi penempatan node sebaiknya diletakkan di dalam gedung atau ditanam (curb). Selain itu, dalam hal aplikasi greenfield yang membutuhkan pekerjaan sipil, MSAN dimungkinkan digelar denagn memakai infrastruktur serat optik sehingga memungkinkan penggunaan kabel tembaga yang lebih pendek karena jaraknya menjadi lebih dekat ke pelanggan (pada umumnya < 1 km). Hal ini akan mengurangi biaya penggelaran jaringan last-mile dan memungkinkan operator untuk menawarkan layanan xDSL dengan jangkauan yang lebih luas serta memberikan berbagai kemungkinan layanan level agreement yang lebih besar.
4) Penggunaan interface standar
MSAN dirancang untuk solusi multi vendor. Penggunaan interface standar diintegrasikan di layer transport, layer signalling dan level manajemen jaringan. Hal ini memungkinkan MSAN untuk secara penuh interoperable dengan peralatan vendor lain, sehingga dengan begitu memungkinkan operator untuk memilih solusi jaringan sesuai dengan pemeliharaan yang baik secara layer demi layer. Skenario pemilihan kompetitif seperti itu memberikan kesempatan kepada para operator untuk dapat menetapkan harga yang lebih kompetitif sesuai dengan harga pabrikan perangkat sesuai dengan merknya sehingga akan dapat mengoptimalkan biaya investasi.
5) Cakupan topologi yang luas, kapasitas dan penempatan
MSAN memastikan bahwa pilihan terbaik dari sisi ekonomis/teknis selalu ada sehingga akan meminimalisasi biaya investasi untuk mendapatkan suatu keuntungan/pengembaliaan modal yang maksimum. MSAN mendukung beberapa hal sebagi berikut :
- cakupan topologi yang luas (ring, star, tree)
- teknologi yang berbeda (PDH dan SDH) dengan penggunaan tembaga atau serat optik dalam berbagai kombinasi (misalnya dengan FTTx dan xDSL)
- Rekonfigurasi dari jaringan PDH eksisting menjadi suatu jaringan SDH yang baru. Melayani area demografios dengan kapasitas per node nya berkisar antara 30 sampai dengan 2000 line ekivalen dan dapat diimplementasikan di lokasi indooor atau outdoor.
6) Manajemen jaringan yang terintegrasi
Transport, layanan narrowband dan layanan broadband diatur di dalam suatu common sistem. Pemakaian GUI yang mudah untuk dioperasikan dapat menampilkan seluruh data operasional seperti : performansi, konfigurasi layanan, alarm, security dan lainnya. Dengan suatu monitor tunggal seluruh alarm dielemen jaringan dapat ditampilkan sehingga akan mengurangi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatur dan memonitor layer jaringan.
7) Kesiapan berevolusi ke NGN
MSAN dirancang untuk siap menuju NGN. Sistemnya disiapkan untuk dapat bertransformasi secara smooth dari suatu platform access multiservice yang mendukung layanan TDM eksisting menuju ke suatu solusi NGN yang berbasis IP/ATM. Melalui suatu pensinyalan modul VoIP gateway yang sederhana node MSAN dapat diubah menjadi access gateway NGN sehingga dapat mendukung layanan VoIP dengan investasi yang minim sambil tetap mengakomodasi pelangan yang masih menggunakan backbone TDM yang lama dan juga pelanggan yang ingin menggunakan backbone NGN yang baru.
GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mendeliver services sampai ke premise pelanggan menggunakan fiber optic cable. Jika sebelumnya customer menggunakan kabel tembaga pada instalasi perkabelan di sisi pelanggan, maka sekarang instalasi perkabelan bisa menggunakan optik. Keunggulannya adalah bandwidth yang ditawarkan bisa mencapai 2.488 Gbps (downstream) sampai pelanggan tanpa ada kehilangan bandwidth. Konfigurasi network GPON adalah Optical Line Terminal (OLT), Optical Distribution Network (ODN), dan Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU). Jadi FTTH (fiber to the home) ataupun FTTB (fiber to the building) merupakan skema yang pas untuk GPON. ONT hanya sebesar modem ADSL mengantarkan layanan broadband ke pelanggan. Interface ONT sendiri bisa dikombinasikan antara Fast Ethernet (FE), POTS, dan RF overlay tergantung keinginan customer. Varian ONT dengan tipe interface yang berbeda-beda ditawarkan oleh operator. Inilah salah satu fleksibilitas dari GPON. Triple play dalam satu box kecil yang dapat berupa wall mounted atau diletakkan di meja.
Biasanya ada vendor yang menggabungkan platform MSAN dan GPON dalam satu chassis. Dengan penggabungan platform ini, jika operator ingin melakukan ekspansi services langsung dari node tersebut, bisa langsung dipasang pada chassis. Pada dasarnya GPON services biasanya embedded dalam satu GPON card yang merupakan sebuah line services card sebelum di-split ke 64 ONT/ONT. (tulisan berikutnya Perbedaan MSAN dan GPON dlm